Apa Itu Behavioral Investing? Cara Psikologi Menghancurkan Portofolio Investor Pemula


 “Pernah gak sih, kamu beli saham cuma gara-gara rame di Telegram atau Twitter? Lalu beberapa jam kemudian... jeblok. Rasanya pengen uninstall semua aplikasi market. Kalau pernah, selamat—kamu normal . Dan selamat datang di dunia Behavioral Investing.”

Kenalan Dulu: Apa Itu Behavioral Investing?

Behavioral investing adalah pendekatan yang menggabungkan psikologi manusia dengan keputusan finansial. Intinya: kita bukan robot. Kita bawa emosi, trauma, dan harapan ke dalam tiap klik beli/jual. Nah, semua itu bisa bikin keputusan investasi kita jadi kacau.

Investasi konvensional ngajarin kita buat rasional. Tapi behavioral investing justru fokus pada sisi emosional—dan gimana kita sering banget jadi musuh terbesar buat portofolio kita sendiri.

Kenapa Behavioral Investing Itu Penting Banget?

Karena... market itu bukan sekadar angka. Yang bikin harga naik-turun itu manusia—dan manusia itu emosional. Bahkan investor profesional pun gak kebal dari bias psikologis.

"Menurut riset DALBAR, rata-rata investor cuma dapet return 4–6% per tahun. Padahal market bisa kasih 8–10%. Kenapa? Karena mereka panik, rakus, atau terlalu percaya diri"

5 Bias Psikologis yang Sering Bikin Kita Zonk

1. FOMO (Fear of Missing Out)
“Saham ini udah naik 30%, harus buru-buru beli sebelum makin mahal!”
Padahal... bisa jadi udah di puncak.


2. Overconfidence
“Gue udah analisa, pasti naik nih!”
Terlalu yakin sampe lupa siapin plan B.


3. Loss Aversion
“Rugi cuma di atas kertas, selama belum dijual belum rugi.”
Padahal itu saham udah turun 70%.


4. Anchoring
“Kemarin saham ini harganya 1000, sekarang 700. Diskon dong!”
Gak peduli apakah 700 itu masih kemahalan atau enggak.


5. Herding
“Semua orang beli ini, masa gue enggak?”
Padahal belum tentu semua orang itu bener.


Contoh Kasus Ringan, Tapi Sering Banget Terjadi

Bayangin kamu scroll TikTok, terus liat video viral:

“Saham XYZ bakal TO THE MOON! Udah naik 15% hari ini!”


Kamu panik. Masuk market. Harga udah di atas.

Beberapa menit kemudian...

"Candle merah panjang.
Portofolio kamu: -7% dalam sehari.
Kamu: “Kenapa sih gue impulsif banget?!”


Dampaknya Gak Main-Main

1. Rugi uang (jelas)

2. Mental drop

3. Overtrading & burnout

4. Kehilangan kepercayaan diri buat investasi jangka panjang


Ini bukan soal strategi atau indikator teknikal—ini soal gimana kita ngatur emosi.

Gimana Cara Ngurangin Efek Psikologi dalam Investasi?

1. Journaling Investasi
Catat kenapa kamu beli, kapan, dan apa yang kamu rasain saat itu.


2. Gunakan Sistem, Bukan Prediksi
Punya checklist sebelum masuk ke saham. Bukan feeling.


3. Latihan Mindfulness & Jeda Keputusan
Jangan langsung klik “buy” saat lagi excited. Tarik napas. Tunggu 5 menit.


4. Baca Artikel Lanjutan (Link: 5 Bias Psikologis Investor)
Jangan berhenti belajar.


Penutup: Gak Perlu Jadi Robot, Cukup Sadar Diri

Kita semua manusia. Salah ambil keputusan itu wajar. Yang penting, kamu sadar kenapa kamu bikin keputusan itu—dan apa yang bisa diperbaiki besok pagi.

Ayo Diskusi:

”Kamu pernah beli saham karena FOMO? Cerita yuk di kolom komentar atau join Group Wa sesama investor di link https://bit.ly/InvestEr. Cerita kamu bisa jadi pelajaran buat yang lain juga.”
Previous Post Next Post