5 Bias Psikologis yang Sering Menjebak Investor Pemula (dan Cara Menghindarinya)

“Sering nyangkut karena panik beli saham yang lagi rame? Atau ngerasa ‘gue yakin banget’ padahal malah rugi? Mungkin bukan market yang salah. Tapi otak kita sendiri yang menjebak kita.”

Apa Itu Bias Psikologis dalam Investasi?

Bias psikologis adalah shortcut berpikir yang dibuat otak supaya kita bisa ambil keputusan cepat. Masalahnya, shortcut ini seringkali bikin kita malah ambil keputusan yang salah—apalagi saat berhubungan dengan uang.

Dalam dunia investasi, bias ini bisa bikin kita:

Beli saham karena ikut-ikutan

Gak mau jual walau udah rugi besar

Terlalu percaya diri sampai lupa manajemen risiko


Sadar akan bias ini adalah langkah awal buat jadi investor yang lebih tenang dan bijak.


1. FOMO (Fear of Missing Out)

“Saham ini udah naik 25%! Kalau gak masuk sekarang, bakal nyesel!”

Ciri-cirinya:

✅ Beli karena rame di Twitter, bukan karena analisa
✅ Merasa harus ikut sebelum “telat”


Solusi:

✅ Punya watchlist sendiri
✅ Pake sistem beli berdasarkan sinyal, bukan noise


2. Overconfidence

“Saya udah baca laporan keuangannya. Pasti naik!”

Ciri-cirinya:

✅ Terlalu yakin sama analisa sendiri
✅ Gak siap dengan skenario rugi


Solusi:

✅ Backtest strategi kamu
✅ Siapkan plan A, B, dan cut loss point



3. Loss Aversion

 “Selama belum dijual, belum rugi kok…”


Ciri-cirinya:

✅ Nolak cut loss walau udah nyangkut dalam
✅ Terlalu fokus menghindari rasa sakit daripada potensi untung

Solusi:

✅ Tetapkan stop loss SEBELUM beli
✅ Latihan disiplin eksekusi rencana



4. Anchoring

 “Dulu harganya 2000, sekarang tinggal 1400. Kayaknya murah banget.”


Ciri-cirinya:

✅ Bandingin harga sekarang dengan harga masa lalu
✅ Tidak lihat kondisi fundamental saat ini


Solusi:

✅ Fokus ke nilai sekarang dan potensi ke depan
✅ Evaluasi secara objektif, bukan nostalgia harga



5. Herding Behavior

“Semua orang beli saham ini. Masa saya enggak?”


Ciri-cirinya:

✅ Keputusan investasi dipengaruhi opini mayoritas
✅ Takut beda dari crowd


Solusi:

✅ Tanya ke diri sendiri: “Kalau gak ada yang ngomongin ini saham, aku masih minat gak?”
✅ Kembangkan prinsip investasimu sendiri



Kenapa Kita Harus Tahu Ini Semua?

Karena keputusan yang kita ambil secara impulsif biasanya lebih merusak daripada kesalahan teknikal. Kamu bisa punya strategi terbaik, tapi kalau dikacauin sama bias—hasilnya bisa zonk.

"Penelitian menunjukkan: investor seringkali performa-nya lebih buruk dari pasar, karena keputusan emosional dan bias pribadi."



Langkah Praktis Buat Hari Ini

1. Identifikasi bias yang paling sering kamu alami.
Pake jurnal investasi atau refleksi harian.


2. Gunakan “Checklist Emosi Sebelum Beli Saham”
(Kalau belum punya, bisa download gratis dari artikel web ini.)


3. Latihan jeda 5 menit sebelum ambil keputusan.
Kadang, sedikit waktu bisa menyelamatkan kamu dari FOMO besar-besaran.



Penutup: Investor Hebat Bukan yang Paling Pintar, Tapi Paling Sadar Diri

Kamu gak perlu jadi jenius buat cuan di market. Cukup jadi orang yang bisa ngenalin kapan pikirannya lagi nge-prank dirinya sendiri.


Ayo Diskusi:

Dari 5 bias tadi, mana yang paling sering kamu rasain? FOMO? Herding? Gabung yuk di Whatsapp  InvestEr Group, biar kita bisa belajar bareng!



Dan kalau artikel ini berguna, share ke temen kamu yang sering “ikut-ikutan” beli saham tanpa tau alasannya.

Previous Post Next Post